Sabtu, 03 April 2010

Peran Serta IMPSB Dalam Membangun Pulau Bawean “ Antara Tantangan dan Peluang “

Judul diatas saya ambil dari tema saat IMPSB mengadakan acara pelantikan pengurus baru periode 2010/2011 sekaligus Rapat Kerja pada hari minggu tanggal 28 Maret 2010 di Komisariat IMPSB Malang.

Judul tersebut sangat menarik untuk dijadikan sebuah karya tulis sederhana yang kemudian tentunya untuk dilaksanakan agar tidak hanya menjadi retorika dan buah pemikiran semata, mengingat kondisi Pulau Bawean saat ini yang sedang mengalami “pesakitan”.

Jika kita mau jujur melihat kondisi Pulau Bawean saat ini, kita akan segera menyadari bahwa Pulau Bawean sedang mengalami krisis yang bersifat multidimensi, walaupun tidak separah yang dibayangkan atas istilah tersebut.

Krisis itu meliputi antara lain: krisis moral/kemanusiaan, itu ditandai dengan mulai tumbuhnya praktek prostitusi yang semakin marak, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Dault Qomar sebagai Penasehat IMPSB saat memberikan sambutannya pada acara tersebut. Hal itu sangat bertentangan dengan kultur masyarakat Bawean dimana 100% penduduknya adalah muslim.

Selain itu, Pulau Bawean juga sedang mengalami krisis pembangunan dan layanan publik. Itu bisa dilihat dari buruknya infrakstruktur yang ada. Kita dengan mudah menjumpai disepanjang jalan Pulau Bawean yang rusak. Begitupun layanan penerangan, lampu PLN yang mati – hidup menjadikan Pulau Bawean gelap - gulita. Itu sangat menghambat aktivitas dan kegiatan ekonomi masyarakat apalagi bagi mereka yang menggantungkan pada layanan itu, seperti : foto copy, rental komputer dan sebagainya. Tidak berbeda juga dengan Transportasinya, seperti kapal yang terkadang dipaksanakan walaupun tidak layak, muatan tidak sesuai dengan kapasitas yang bisa mengamcam keselamatan penumpang. Dan itu pernah terjadi pada saat yang lalu.

Menyadari akan problem itu, disinilah letak pentingnya peran serta IMPSB menjadi sangat dibutuhkan dalam membangun Pulau Bawean. IMPSB harus mampu memberikan solusi terbaik untuk Pulau Bawean. IMPSB harus juga peka dan tanggap terhadap permasalahan yang tengah dihadapi oleh masyarakat Bawean. IMPSB bukan hanya sekedar organisasi tempat berkumpulnya orang – orang yang mempunyai rencana dan berhenti pada tataran harapan dan keinginan. Tetapi lebih dari itu, sebisa mungkin mampu mengimplementasikan rencana, harapan dan keinginan itu kedalam bentuk aksi nyata.

Oleh karena itu, IMPSB dituntut untuk memiliki sikap kritis, kreatif, konstruktif dan inovatif, agar dapat dengan nyata, benar - benar turut serta dalam mengatasi permasalahan yang ada. Hal ini bisa dilakukan dengan bekerja sama dengan organisasi – organisasi serta jajaran masyarakat lainnya yang mempunyai Visi, Misi dan tujuan yang sama yaitu membangun Pulau Bawean. Karena walau bagaimanapun IMPSB tidak akan mampu mewujudkan sebuah perubahan jika tidak mendapat dukungan dari pihak lain. Sehingga sangat disayangkan adanya perpecahan antar organisasi yang mempunyai latar belakang yang sama. Antara satu dengan yang lainnya sudah saling tidak percaya, menganggap lebih baik, lebih benar. Dan ini sedang terjadi pada tubuh organisasi mahasiswa Bawean. Sampai kapan benih – benih permusuhan ini akan dipelihara ?

Akhirnya, saya mendorong IMPSB ini untuk terus berjuang dan menjadi penggerak perubahan. IMPSB harus mampu menjawab segala permasalan tersebut dengan menjadikan semua tantangan itu sebagai peluang bukan sebagai beban untuk satu tujuan yaitu Pulau Bawean yang lebih baik.

Sejarah telah mengajarkan kepada kita bahwa setiap penyaktit pasti ada obatnya. Setiap tantangan selalu ada peluang, dan peluang itulah yang harus kita dapatkan. Karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.


Selamat Berjuang Kawan – Kawan Mahasiswa Bawean...!


Oleh : Hasis Bawean


EmoticonEmoticon