Sabtu, 13 Februari 2010

Pesan Singkat Untuk Mahasiswa Bawean 'Suatu Harapan Untuk Kemajuan Pulau Bawean '

Oleh. Hasis Bawean

Entah sudah berapa umurnya Pulau Bawean yang mungil itu sampai saat ini. Mungkin sudah lebih dari 100 tahun. Hanya sejarawanlah yang tahu soal itu. Tapi yang jelas, dalam masa itu pula ( paling tidak sejak saya dilahirkan ) tidak ada suatu perubahan yang signifikan seperti yang diharapkan.

Bawean layaknya pula terpencil yang sulit dijangkau dan memang itulah faktanya. Jarang sekali yang mengetahui jika di sana terjadi bencana alam seperti banjir, longsor dll. Sehingga masyarakat Bawean harus berjibaku mengurus sendiri , seperti yang telah terjadi beberapa saat yang lalu.

Minimnya fasilitas umum seperti infrastruktur, sarana komunikasi dan informasi, transportasi, sarana dan prasarana pendidikan dan lampu– lampu seperti lampu diskotik yang mati –hidup seakan semakin menenggelamkan nasibnya dari peta negara. Tidak adanya lapangan pekerjaan menyebabkan masyarakat Bawean melakukan “eksodus “ besar – besaran keluar negeri hanya ingin menopang hidupnya.

Lantas, siapa yang mesti bertanggung jawab ?. Sementara Pemerintah Daerah ( pemda ) yang seharusnya berkewajiban mengatasi masalah – masalah itu tampaknya hanya diam seribu bahasa, tak terkecuali dengan wakil rakyat yang katanya mewakili masyarakat Bawean. Mereka menutup mata dan telinga tidak tahu - menahu. Mana pula yang namanya otonomi daerah ?, yang implementasinya semestinya angggaran itu digunakan sebesar – besarnya untuk membangun daerah termasuk Pulau Bawean. Sepertinya hanya tinggal kosa kata yang manis didengar dan tak pernah terwujudkan. Barang kali masyarakat Bawean memang harus berhenti berharap pada mereka yang telah dipilih. Tidak ada gunanya menagih janji – janji mereka itu.

Bawean hanya dijadikan sebagai objek poltik yang selalu dijanjikan angin surga perubahan saat kampanye Pemilihan Kepala Daerah maupun Legislatif. Setelah itu mereka, ‘ say good bye, see you next campaign’. Sesungguhnya ada atau tidak pemilihan itu tidak terlalu berpengaruh bagi masyarakat Bawean, karena selama ini mereka lebih mengandalkan negara Malaysia sebagai sumber pendapatan ekonominya.

Kini tidak ada pilihan lain dan mungkin inilah satu – stunya harapan yang masih tersisa untuk membangun Pulau Bawean. Mahasiswa Bawean, ya, Mahasiswa Baweanlah yang saat ini menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat Bawean. Oleh karena itu, kita harus mulai menyibukkan diri sembari memikirkan masa depan Bawean. Kita harus berani melangkah setapak lebih maju dan berhenti menadahkan tangan menunggu nasib.

Dan hari ini telah tiba masanya, dimana Mahasiswa Bawean harus bersama – sama memberikan kontribusi nyata untuk memajukan Pulau Bawean. Kita semua, Mahasiswa Bawean harus menjadikan momentum semangat perubahan ini sebagai langkah awal untuk membangun Pulau Bawean. Sebab kepada kitalah diamanatkan keinginan yang luhur itu. Di genggaman tangan kita pula semua itu Insaallah bisa terwujud.

Pesan singkat sekaligus harapan itu datang dari Masyarakat Bawean. Mereka semua menitipkan kepada kita, Mahasiswa Bawean sebagai pewaris generasi yang cerdas. Di pundak kitalah mereka menaruh harapan, karena mereka sudah terlalu lama bersabar menanti perubahan itu.

Semoga harapan – harpan yang mulia itu akan segera menjadi kenyataan dan dapat diwujudkan dengan semangat kebersamaan dalam membangun menuju masa depan Pulau Bawean yang lebih baik. Amin.


SELAMAT BERJUANG KAWAN – KAWAN MAHASISWA BAWEAN…..!!!


EmoticonEmoticon